Bal'am bin Ba'ura Ulama Bani Israel yang Berubah Menjadi Anjing
Bal'am bin Ba'ura Ulama Bani Israel yang
Berubah Menjadi Anjing
::. Oleh : Rabiul Rahman Purba, S.H
Bal'am bin Ba’ura sangat terkenal di dunia dan akhirat
karena namanya diabadikan dalam Alquran dan Taurat. Bal'am bin Ba'ura
adalah penduduk negeri Yaman. Bal'am bin Ba'ura keturunan Nabi Luth bin
Haran bin Azar. Bal'am bin Ba'ura merupakan Ulama dari kalangan Bani Israil
yang hidup pada zaman Nabi Musa 'alaihis salam.
Sebagian Ulama
menyatakan bahwa Ba’lam bin Ba'ura adalah seorang Nabi namun pendapat ini
dibantah oleh Ibnu Katsir. Allah berfirman dalam Alquran : Quran surat Al-A’raf
Ayat 175 وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا
فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ Terjemahan: Dan
bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya
ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri
dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda),
maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.
Dalam Al- Quran Surat Al-A’raf Ayat 176 وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ
بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ
الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُ
الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Terjemahan: Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan
(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan
menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika
kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga).
Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Ibnu Abbas dan ulama
lainnya menyatakan Bal'am bin Ba'ura telah mengetahui nama-nama Allah yang maha
agung (Ismul Azham) dan ia dapat melihat Malaikat.
Ketika Bal'am bin Ba'ura berdoa dengan nama-nama
Allah yang maha agung itu maka Allah akan mengabulkan segala yang ia
minta. Pada saat Nabi Musa berada di Suriah, maka kaum Bal'am meminta
kepadanya agar berdoa untuk dapat mengalahkan Nabi Musa dan kaumnya karena Nabi
Musa datang untuk mengancurkan mereka, tetapi ia menolak permintaan mereka
itu.
Mereka terus mendesaknya, hingga akhirnya Bal'am menaiki
kuda dan berangkat menemui Nabi Musa. Namun kudanya selalu terjatuh sehingga ia
memukuli kudanya. Kudanya pun berkata padanya "mau kemana kau, tidakah
engkau melihat dihadapanmu ada Malaikat yang mendorongku sehingga
terjatuh". Apakah engkau hendak menuju Nabi Musa untuk mendoakan keburukan
bagi mereka ?.
Bal'am tidak perduli ucapan kudanya itu, ia tetap pergi ke
puncak bukit Husban. Bal'am melihat Nabi Musa dan pasukannya dari atas bukit
itu dan mendoakan keburukan kepada Nabi Musa. Namun Allah membuat lidah Bal'am
menjadi kelu dan kaku sehingga lidahnya malah mendoakan kebaikan pada Nabi Musa
dan mendoakan keburukan kepada kaumnya Bal'am sendiri.
Oleh sebab itu kaumnya mencaci maki Bal'am. Akhirnya Bal'am
meminta maaf kepada kaumnya dan menyatakan itu diluar kendalinya. Bal'am
berkata “Sekarang lenyaplah bagiku kebaikan dunia dan akhirat, tidak ada yang
tersisa kecuali tindakan makar dan tipu daya”.
Bukannya bertaubat,
Bal'am memerintahkan kepada kaumnya untuk menghiasi wanita mereka dan wanita
itu dikirim pada pasukan Nabi Musa, menurutnya agar mereka berzina ketika
pasukan Nabi Musa berzina maka pasukan Nabi Musa akan kalah karena dilaknat
Allah. Setelah kaum wanita memasuki perkemahan pasukan Nabi Musa, maka ada
seseorang terpesona lalu bangkit seraya memegang tanganya dan membawanya kepada
Nabi Musa, orang itu berkata pada Nabi Musa “Aku kira kamu akan mengatakan
bahwa wanita ini haram bagiku”.
Nabi Musa berkata
“Benar, wanita ini diharamkan bagimu”. Orang itu berkata “Demi Allah, untuk
yang satu ini aku tidak menaatimu”. Allah pun mengirimkan wabah penyakit
kepada Bani Israil. Fanhashah bin al-Aizar bin Harun pembantunya Nabi
Musa pun membunuh para pelaku zina tersebut. Kemudian, Fanhasah berdoa “Ya
Allah, demikianlah yang kami lakukan terhadap orang yang mendurhakai-Mu".
Penyakit wabah pun
hilang dari mereka. Jadi jelas, penyakit wabah itu merupakan azab dari Allah
karena kemaksiatan yang dilakukan manusia. Allah kemudian mengubah Bal'am bin
Ba'ura yang sebelumnya manusia mulia yang hampir mencapai derajat kenabian
namun pada akhirnya ia berubah wujud menjadi seekor Anjing dan ia mati sebagai
Anjing dengan lidah yang menjulur.
Allah dalam Qur’an
Surat Al-A’raf ayat 176-177 berfirman “Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar
mereka berpikir". "Amat buruk perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat
zalim”.
Ibnu Katsir dalam
tafsirnya menyatakan “Barangsiapa yang keluar dari kerangka ilmu dan petunjuk
menuju kepada nafsu syahwat dirinya dan memperuntukan hawa nafsunya maka dia
menyerupai Anjing dan orang yang mendustakan ayat Allah juga akan lebih buruk
daripada perumpaan seekor Anjing".
Bal'am bin Ba'ura dijadikan Anjing oleh Allah karena ia
menjadi ulama yang menjual ilmunya untuk mendapatkan dunia. Lantas bagaimana
ulama atau penuntut ilmu pada saat ini yang tujuannya hanya untuk memperoleh
harta, jabatan, kehormatan, pujian manusia, menjilat pada kekuasaan ? Apakah
insan seperti itu sesungguhnya mereka sudah berubah jiwanya menjadi Anjing atau
lebih buruk daripada itu ?
Dan bagaimana
siksaan yang akan didapatkan terhadap insan yang mengikuti jejak Bal'am bin
Ba'ura ? Atau apakah setengah diri kita telah menjadi Bal'am bin Ba'ura ? Kita
hanya berdoa agar Allah tidak menjadikan diri kita sebagai Bal'am bin Ba'ura.
Nama-Nama Allah
yang Agung (Ismul Azham)
Bal'am mengetahui Ismul A’zham sehingga doanya senantiasa
dikabulkan Allah. Para ulama berbeda pendapat mengenai apa saja nama-nama Allah
yang agung itu yang ketika berdoa dengannya pasti dikabulkan.
Doa Ismul A’zham
diantaranya : لَا اِلهَ إِلَّا اللهُ العَظِيْمُ الحَلِيْمُ، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ
رَبُّ العَرْشِ الْكَرِيْمِ، لَا إلهَ إِلَّا اللُه رَبُّ السَّمَاوَاتِ و رَبُّ الْعَرْشِ
الْعَظِيْمِ Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Agung, Maha Lembut.
Tiada Tuhan selain Allah, pemilik ‘Arsy yang Maha Mulia. Tiada Tuhan selain
Allah, pemilik seluruh langit dan ‘Arsy yang Agung.”
Ada juga yang menyatakan doanya adalah seperti ini : الّلهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ، لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ يَا مَنَّانُ يَا
بَدِيْعَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَاَل وَالْإِكْرَامِ يَا
حَيُّ يَا قَيُّوْمُ إِنِّي أَسْأَلُكَ … Artinya: “Ya Allah, sungguh aku
bermohon kepada Engkau, Tiada Ada Tuhan kecuali Dirimu, wahai yang Maha
mencurahkan nikmat, pencipta seluruh langit dan bumi, wahai pemilik kebesaran
dan kemuliaan, Yang Maha hidup Maha Mengurusi Alam Semesta, aku bermohon
kepadamu.”
Ketika Nabi SAW
sedang duduk bersama Anas bin Malik ra. Dan sahabat-sahabat lain, beliau
mendengar orang tersebut berdoa demikian. Lalu Nabi Muhammad SAW,
berkata: “Demi jiwaku yang berada di genggaman-Nya, sungguh dia telah berdoa
kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung (al-Ismu al-A’zham), jika hamba berdoa
dengan Ismul A’zham, Allah niscaya mengabulkannya. Jika Allah diminta, Dia
niscaya memberikannya.”
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya “Menyingkap Tabir
Asmaul Husna” menyebutkan yang masuk Ismul A’zham adalah seluruh nama-nama
Allah, jika berdoa dengannya maka doanya akan dikabulkan. Demikian tulisan ini
semoga orang yang berakal dapat mengambil hikmahnya. Kisah Bal'am di atas
diringkas dari Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir dan “Qashash al-anbiyaa (Sejarah Para Nabi) Karya
Ibnu Katsir terbitan Qisthi Press.
Komentar
Posting Komentar