Postingan

Umat Kristen Pada Masa Nabi Muhammad SAW

Gambar
::. Oleh : Rabiul Rahman Purba, S.H Prof William Montogomery Watt Dalam karyanya “Muslim-Christian Encounters”, William Montogomery Watt menyebutkan Kristen pada masa Nabi Muhammad saw, adalah Kristen dari golongan Nestorian dan Monofisit. Seorang ahli teologi, Hans Kung menyatakan Kristen yang paling baik yang dikenal masyarakat Mekah di masa itu adalah kelompok-kelompok kecil umat Kristen dari latar belakang Yahudi. Kelompok-kelompok ini tetap mengaku Yesus sebagai juru selamat namun bukan sebagai Tuhan. Orang Kristen Arab ini hanya memiliki pengetahuan yang amat sedikit tentang agamanya sendiri. Ada pula sebagian umat Kristen Byzantine di Mekkah dari waktu ke waktu adalah para ahli pertukangan. Jadi, masyarakat di Mekah mengetahui adanya agama Yahudi dan Kristen, namun informasi yang akurat tentang kedua agama ini hanya sedikit sekali dan kurang memadai. Dasar-Dasar yang Sederhana dalam Agama Islam dan Kristen Muhammad Husein Haekal dalam “Hayatu Mu

Sejarah Nabi Shaleh dalam Islam

Gambar
 Ibnu Katsir  (700 H/1300 M-774 H/1373 M) merupakan Ulama besar bidang Tafsir Alqur’an dan sejarah Islam. Nama lengkapnya adalah Abu Fida’ Imaduddin Ismail ibn Umar ibn Katsir ibn Dhau’ ibn Katsir al-Quraisy ad-Dimasyqi. Ibnu Katsir sudah hafal Alqur’an pada usia 11 tahun dan membacanya dengan berbagai macam  qira’at .  Beliau berguru dengan banyak Ulama besar diantaranya Ibnu Taimiyah, Imam Adz-Dzahabi dan Abu al-Hajjaj al-Mizzi dan menikahi putrinya.Tafsir Ibnu Katsir ditulisnya sebanyak 10 jilid yang merupakan karya fenomenalnya. Selain itu karyanya adalah  Qashash al-Anbiya  (Sejarah Para Nabi). Dalam kitab  Qashash al-Anbiya  (Sejarah Para Nabi), Ibnu Katsir menjelaskan tentang Nabi Shaleh dalam Alqur’an. Nabi Shaleh hidup ditengah-tengah kaum Tsamud, istilah Tsamud diambil dari nama kakek mereka yaitu Tsamud, saudara Judais. Keduanya adalah putra Abir bin Irham ibn Sam ibn Nabi Nuh  Alaihisalam . Mereka merupakan salah satu dari kabilah bangsa Arab yang menetap di dae

Sejarah Nabi Syam'un (Samson) Riwayat Ibnu Katsir.

Gambar
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الْمَلإ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى إِذْ قَالُوا لِنَبِيٍّ لَهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ أَلا تُقَاتِلُوا قَالُوا وَمَا لَنَا أَلا نُقَاتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَدْ أُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَأَبْنَائِنَا فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا إِلا قَلِيلا مِنْهُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ   Artinya : Apakah kalian tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, "Angkatlah untuk karni seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah." Nabi mereka menjawab, "Mungkin sekali jika kalian nanti diwajibkan berperang, kalian tidak akan berperang." Mereka menjawab, "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?" Maka tatkala peran

Bani Israil Menjadi Kera dan Babi Yang Hina Dalam Al-Qur'an

Gambar
Al-Baqarah, ayat 65-66 وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ فَجَعَلْنَاهَا نَكَالًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِينَ Artinya: Dan sesungguhnya telah kalian ketahui orang-orang yang me­langgar di antara kalian pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, "Jadilah kalian kera-kera yang hina." Maka Ka­mi jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Gambar; Bani Israil Jadi Kera Yang Hina Dalam Al-Qur'an. Penulis : Rabiul Rahman Purba, S.H   Tafsir Ibnu Katsir Allah Swt. berfirman bahwa sesungguhnya kalian hai orang-orang Yahudi telah mengetahui azab yang menimpa penduduk kampung itu yang durhaka terhadap perintah Allah dan melanggar perjanjian dan ikrar-Nya yang telah Dia ambil dari kalian. Yaitu kalian harus mengagungkan hari

Mengapa Bangsa Arab Meninggalkan Palestina Menurut Karen Amstrong ?

Gambar
Mengapa Bangsa Arab Meninggalkan Palestina Menurut Karen Amstrong ? ::. Penulis : Rabiul Rahman Purba, S.H Ketika Inggris merebut Palestina dari tangan Dinasti Turki Usmani pada tahun 1918, mereka tidak diberitahu secara resmi tentang Deklarasi Balfour. Orang-orang Arab percaya akan janji Inggris untuk memberikan kemerdekaan bagi Timur Tengah. Banyak orang Palestina menyambut Inggris dengan penuh harapan. Penyair Syekh Ali al-Rimawi menggambarkan periode panjang penjajahan Dinasti Turki Usmani sebagai masa kegelapan dan menyanjung kemenangan Inggris sebagai kemenangan keadilan atas penindasan. Khalid A. Sulaiman dalam bukunya “Palestine and Modren Arab Poetry” menyebutkan  puisi orang Arab : “ Kalian (Inggris) seperti yang kami tahu, adalah pembela agung bagi kaum tertindas. Itulah mengapa kalian memenangkan pertempuran. Kalian seperti yang kami tahu, memiliki pandangan yang mulia terhadap Islam. Kalian memuja kemakmuran dan kemurahan hati ” Tentu saja pandangan orang

Shafiyyah binti Huyaiy Istri Rasulullah Berdarah Yahudi

Gambar
Shafiyyah binti Huyaiy Istri Rasulullah Berdarah Yahudi ::. Penulis : Rabiul Rahman Purba, S.H Lewatlah sudah tahun ke-6 Hijriah, tahun terjadinya beberapa peristiwa penting yaitu pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan Sayidah Juwairiyyah binti Al-Harits.Awal tahun ke-7 Hijriah ditandai dengan kesiagaan kaum Muslimin untuk menghadapi peperangan dengan Yahudi Kahibar. Merekalah yang menggerakan kaum musyrikin Arab untuk menyerbu Madinah. Kejahatan mereka didorong oleh kedengkian terhadap Islam dan kaum Muslimin yang makin hari makin kuat. Pada pertengahan kedua bulan Muharram tahun ke-7 Hijriah, Rasulullah memimpin pasukan dengan kekuatan cukup besar berangkat ke Khaibar, pusat kekuatan kaum Yahudi dan daerah perbentengan mereka yang terkenal tangguh. Peperangan berlangsung selama beberapa hari. Semua benteng di Khaibar dapat diserbu satu demi satu, orang-orang Yahudi yang mengangkat senjata dihancurkan, kekayaan dan tanah-tanah perkebunan mereka disita s

Mengapa Imam Al-Ghazali Tidak Ikut Berjihad Melawan Pasukan Salib ?

Gambar
Mengapa Imam Al-Ghazali Tidak Ikut Berjihad Melawan Pasukan Salib ? Dinasti Seljuk mampu merebut kembali wilayah Syam secara keseluruhan dari kekuasaan pasukan Byzantium. Tidak hanya itu, Dinasti Seljuk di Turki mampu memperluas kemenangannya ke Asia kecil menawan Kaisar Byzantium dalam sebuah pertempuran terkenal bernama Manzikert. Ini merupakan pertempuran pertama dalam sejarah perang berkepanjangan antara Islam dan Byzantium. Hanya saja pada permulaan tahun 490 H, perang ini mulai berubah coraknya menjadi perang salib. Pasukan Salib berhasil menguasai sejumla wilayah kekuasaan Islam terutama Baitul Maqdis. Prof. Yusuf Qardhawi dalam bukunya “Al-Imam Al-Ghazali baina Madihihi wa Naqidihi “ menyatakan Pasukan Salib mengalirkan banyak darah dalam penahlukannya, membunuh kurang lebih enam puluh ribu jiwa penduduknya dan menyebabkan umat Idslam tercerai berai menghadapi serangan keji ini. Hanya saja dengan kebiadaban dan kekejaman serangan pasukan salib ini, Imam Al